MATERI AQIDAH
UNTUK SMA
Standar Kompetensi
1. Memahami
konsep Iman
kepada Qadha dan Qadar.
2. Memahami perbedaan
Qadha dan Qadar
Kompetensi dasar
- Untuk memahami iman kepada
qada’ dan qadar
- Untuk memahami dan mengetahui
macam-macam takdir
- Untuk memahami fungsi iman
kepada qada’ dan qadar
- Untuk mengetahui hikmah bagi
orang yang beriman kepada qada’ dan qadar
Indikator
1.
Qadha
Siswa mampu :
a.
Menjelaskan pengertian Qadha
b.
Memberikan contoh Qadha
c.
Menjelaskan hikmah beriman terhadap
Qadar
2.
Qadar
Siswa mampu :
a.
Menjelaskan pengertian Qadar
b.
Memberikan contoh Qadar
c.
Menyebutkan macam-macam Qadar
d.
Menjelaskan hikmah beriman terhadap
Qadar
PENDAHULUAN
Qadha dan Qodar adalah dua hal yang secara bahasa berbeda
namun merupakan satu kesatuan kuasa Allah yang tak dipisahkan. Hal ini
disebabkan keduanya merupakan ketentuan atau keputusan dan wilayah
otonomi kekuasaan Allah yang tak terbatas oleh ruang dan waktu.
Allah
mempunyai hak untuk menciptakan dan memerintah apa yang dikehendakinya. Segala
sesuatu pun telah ditetapkan oleh Allah sebelum ia menciptakan makhluqnya. Ia
juga mengatur dan menetapkan
empat perkara pada makhluqnya, seperti rizqi, ajal, amalaannya dan celaka atau
bahagia, sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Dalam kenyataan hidup yang
kita lihat setiap hari di masyarakat berbagai macam warna kehidupan, ada orang
yang hidupnya beruntung ada pula yang nasibnya serba kekurangan. Itu semua
telah menunjukkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu menurut kadar
ukurannya.
Dalam
al-Qur’an banyak ayat yang inti kandungannya mengacu untuk menyakini akan
ketentuan dan ketetapan Allah swt. Dalam makalah ini semua contohnya ada
golongan makiyah dan juga ada golongan madaniyah. Dan sebagai seorang mukmin harus
menyakini bahwa segala apa yang terjadi di alam semesta ini telah direncakan
oleh penciptanya.
A. Iman kepada Qadar Allah
Iman kepada qadar
adalah membenarkan dengan keyakinan yang kuat bahwa semua yang terjadi meliputi
perkara yang baik maupun buruk serta segala sesuatu merupakan qadha dan
qadarnya Allah. Firman Allah dalam Qs. Al-Qamar: 49.
$¯RÎ) ¨@ä. >äóÓx« çm»oYø)n=yz 9ys)Î/ ÇÍÒÈ
“Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu
menurut ukuran”. (Qs.Al-Qamar:49)
Iman
kepada Qadar mencakup empat perkara:
1. Beriman
bahwa Allah maha mengetahui segala sesuatu, baik secara global maupun
terperinci, baik berkenaan dengan perbuatanya, seperti mencipta, mengatur,
menghidupkan atau mematikan. Semua itu telah diketahui oleh Allah, seperti
dalam firman-Nya.
ª!$# Ï%©!$# t,n=y{ yìö6y ;Nºuq»oÿx z`ÏBur ÇÚöF{$# £`ßgn=÷WÏB ãA¨t\tGt âöDF{$# £`åks]÷t/ (#þqçHs>÷ètFÏ9 ¨br& ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ÖÏs% ¨br&ur ©!$# ôs% xÞ%tnr& Èe@ä3Î/ >äóÓx« $RHø>Ïã ÇÊËÈ
Allahlah yang
menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah mahakuasa atas segala sesuatu,
dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.
(Qs. Ath-Thalaq: 12)
2. Beriman
bahwa Allah menuliskan dalam Lauh Mahfuuzh, takdir segala sesuatu dari para
makhluq, kondisi, dan rezekinya. Sehingga tidak berubah dan tidak pula diganti,
tidak bertambah dan tidak pula berkurang kecuali dengan perintahnya.
óOs9r& öNn=÷ès? cr& ©!$# ãNn=÷èt $tB Îû Ïä!$yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 3 ¨bÎ) Ï9ºs Îû A=»tFÏ. 4 ¨bÎ) y7Ï9ºs n?tã «!$# ×Å¡o ÇÐÉÈ
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan yang ada dibumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (lauh Mahfuuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”. (Qs Al-Hajj: 70).
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan yang ada dibumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (lauh Mahfuuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”. (Qs Al-Hajj: 70).
Beriman
bahwa semua yang ada tidak terjadi kecuali atas kehendak dan keinginan Allah,
serta segala sesuatu terjadi karena keinginan Allah.
`yJÏ9 uä!$x© öNä3ZÏB br& tLìÉ)tGó¡o ÇËÑÈ $tBur tbrâä!$t±n@ HwÎ) br& uä!$t±o ª!$# >u úüÏJn=»yèø9$# ÇËÒÈ
`yJÏ9 uä!$x© öNä3ZÏB br& tLìÉ)tGó¡o ÇËÑÈ $tBur tbrâä!$t±n@ HwÎ) br& uä!$t±o ª!$# >u úüÏJn=»yèø9$# ÇËÒÈ
“Bagi siapa diantara
kamu yang mau menempuh jalan yang lurus, dan kamu tidak dapat
menghendaki(menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb
semesta alam, (Qs. At-Takwir: 28-29).
3. Beriman
bahwa Allah pencipta segala sesuatu, tiada pencipta yang lain kecuali Dia.
ª!$# ß,Î=»yz Èe@à2 &äóÓx« ( uqèdur 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ×@Ï.ur ÇÏËÈ
Allah menciptakan
segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu”
(Qs. Az-Zumar:62).
B. Pengertian Qadha dan Qadar
Menurut
bahasa Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan,
pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Sedang menurut istilah Islam,
yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai
dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Qadar
menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar
adalah perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam
kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya. Firman Allah:
Ï%©!$# ¼çms9 à7ù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur óOs9ur õÏGt #Ys9ur öNs9ur `ä3t ¼ã&©! Ô7ΰ Îû Å7ù=ßJø9$# t,n=yzur ¨@à2 &äóÓx« ¼çnu£s)sù #\Ïø)s? ÇËÈ
“yang kepunyaan-Nya-lah
kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu
bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”. (QS .Al-Furqan
ayat 2)
Sedangkan
secara istilah pengetahuan Allah tentang segala sesuatu yang ingin dia wujudkan
atau terjadi pada makhluqnya dan alam semesta. Qadar merupakan perwujudan atau
realisasi dari qadha Allah, oleh karena itu baru dapat diketahui setelah
sesuatu terjadi, sehingga sering kita jumpai seseorang mengatakan “ ini memang
sudah taqdirku”. Maka Allah berfirman dalam Qs. Al-ahzab: 38
$¨B tb%x. n?tã ÄcÓÉ<¨Y9$# ô`ÏB 8ltym $yJÏù uÚtsù ª!$# ¼çms9 ( sp¨Zß «!$# Îû tûïÏ%©!$# (#öqn=yz `ÏB ã@ö6s% 4 tb%x.ur ãøBr& «!$# #Yys% #·rßø)¨B ÇÌÑÈ
Tiada
suatu keberatan pun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan oleh Allah
baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah –nya pada
nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu
ketetapan yang pasti berlaku.” (Qs. Al-Ahzab : 38).
C. Macam-Macam Qadar (takdir)
a.
Takdir Mubram
Takdir mubram adalah
takdir Allah yang tidak bisa berubah, takdir ini semata-mata ketentuan Allah
yang tidak disandarkan kepada ikthiar manusia. Contohnya seperti kematian hal
ini termasuk ketentuan Allah yang mana tidak dapat dirubah melalui ikhtiar
manusia. Seperti firman Allah dalam Qs. An-nisa:78
$yJoY÷r& (#qçRqä3s? ãN3.Íôã ÝVöqyJø9$# öqs9ur ÷LäêZä. Îû 8lrãç/ ;oy§t±B 3 bÎ)ur öNßgö6ÅÁè? ×puZ|¡ym (#qä9qà)t ¾ÍnÉ»yd ô`ÏB ÏZÏã «!$# ( bÎ)ur öNßgö6ÅÁè? ×py¥Íhy (#qä9qà)t ¾ÍnÉ»yd ô`ÏB x8ÏZÏã 4 ö@è% @@ä. ô`ÏiB ÏZÏã «!$# ( ÉA$yJsù ÏäIwàs¯»yd ÏQöqs)ø9$# w tbrß%s3t tbqßgs)øÿt $ZVÏtn ÇÐÑÈ
“Dimana
saja kamu berada,kematian akan mendapatkan kamu kendatipun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka
mengatakan: “ini adalah dari sisi Allah”. Dan jika mereka ditimpa suatu bencana
mereka mengatakan: ini (datangnya)dari sisi kamu (Muhammad). Katakanlah: semua
(datang) dari sisi Allah. Maka mengapa orang-orang itu (munafiq) hampir-hampir
tidak memahami pembicaraan sedikitpun. (An-nisa:78).
b.
Takdir mu’allaq
Takdir Mu’allaq adalah takdir yang bisa berubah. Takdir ini merupakan ketentuan
Allah yang disandarkan atas ikhtiar manusia. Manusia berikhtiar untuk
mendapatkan sesuatu yang diharapkan, sehingga usahanya dilakukan dengan
maksimal, baik secara lahir (usaha) atau secara batin (do’a). Contohnya seperti
kekayaan dan kepandaian,kedua contoh tersebut bisa disandarkan atas usaha
manusia (dengan cara berdo’a disertai usaha dan hasilnya di tawakal kan kepada
Allah). Hal ini senada dengan firman Allah,
¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt/ Ïm÷yt ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ÌøBr& «!$# 3 cÎ) ©!$# w çÉitóã $tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçÉitóã $tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sÎ)ur y#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß xsù ¨ttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrß `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ
Sesungguhnya Allah
tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang
ada pada mereka sendiri. . . (Qs. Ar-ra’du:11)
D. Hikmah Beriman terhadap Qadha dan Qadar
Dengan beriman kepada qadha dan qadar,
banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan
mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:
1.
Banyak
Bersyukur dan Bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat
keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan
nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia
akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Firman Allah :
$tBur Nä3Î/ `ÏiB 7pyJ÷èÏoR z`ÏJsù «!$# ( ¢OèO #sÎ) ãNä3¡¡tB Ø9$# Ïmøs9Î*sù tbrãt«øgrB ÇÎÌÈ
“dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah(
datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nyalah kamu
meminta pertolongan. ” ( QS. An-Nahl ayat 53).
2. Menjauhkan Diri dari Sifat Sombong dan Putus Asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila
memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata
karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia
mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia
menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Firman Allah
SWT:
¢ÓÍ_t7»t (#qç7ydø$# (#qÝ¡¡¡ystFsù `ÏB y#ßqã ÏmÅzr&ur wur (#qÝ¡t«÷($s? `ÏB Çy÷r§ «!$# ( ¼çm¯RÎ) w ߧt«÷($t `ÏB Çy÷r§ «!$# wÎ) ãPöqs)ø9$# tbrãÏÿ»s3ø9$# ÇÑÐÈ
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang
Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
3. Bersifat Optimis dan Giat Bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya.
Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu
tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang
beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih
kebahagiaan dan keberhasilan itu. Firman Allah:
Æ÷tGö/$#ur !$yJÏù 9t?#uä ª!$# u#¤$!$# notÅzFy$# ( wur [Ys? y7t7ÅÁtR ÆÏB $u÷R9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJ2 z`|¡ômr& ª!$# øs9Î) ( wur Æ÷ö7s? y$|¡xÿø9$# Îû ÇÚöF{$# ( ¨bÎ) ©!$# w =Ïtä tûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÐÐÈ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)
4. Jiwanya Tenang
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami
ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang
ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika
terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi. Allah SWT berfirman:
$pkçJr'¯»t ߧøÿ¨Z9$# èp¨ZÍ´yJôÜßJø9$# ÇËÐÈ ûÓÉëÅ_ö$# 4n<Î) Å7În/u ZpuÅÊ#u Zp¨ÅÊó£D ÇËÑÈ Í?ä{÷$$sù Îû Ï»t6Ïã ÇËÒÈ Í?ä{÷$#ur ÓÉL¨Zy_ ÇÌÉÈ
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati
yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan
masuklah kedalam sorga-Ku. ( QS. Al-Fajr ayat
27-30)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar