Sabtu, 11 Juni 2016

MATERI AQIDAH UNTUK SMA 2

MATERI AQIDAH
UNTUK SMA
Standar Kompetensi
1.      Memahami konsep Iman kepada Qadha dan Qadar.
2.      Memahami perbedaan Qadha dan Qadar
Kompetensi dasar
  1. Untuk memahami iman kepada qada’ dan qadar
  2. Untuk memahami dan mengetahui macam-macam takdir
  3. Untuk memahami fungsi iman kepada qada’ dan qadar
  4. Untuk mengetahui hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar
Indikator
1.      Qadha
Siswa mampu :
a.       Menjelaskan pengertian Qadha
b.      Memberikan contoh Qadha
c.       Menjelaskan hikmah beriman terhadap Qadar
2.      Qadar
Siswa mampu :
a.       Menjelaskan pengertian Qadar
b.      Memberikan contoh Qadar
c.       Menyebutkan macam-macam Qadar
d.      Menjelaskan hikmah beriman terhadap Qadar




PENDAHULUAN
        Qadha dan Qodar adalah dua hal yang secara bahasa berbeda  namun merupakan satu kesatuan kuasa Allah yang tak dipisahkan. Hal ini disebabkan keduanya merupakan ketentuan atau keputusan  dan wilayah otonomi kekuasaan Allah yang tak terbatas oleh ruang dan waktu.
Allah mempunyai hak untuk menciptakan dan memerintah apa yang dikehendakinya. Segala sesuatu pun telah ditetapkan oleh Allah sebelum ia menciptakan makhluqnya. Ia juga  mengatur dan   menetapkan empat perkara pada makhluqnya, seperti rizqi, ajal, amalaannya dan celaka atau bahagia, sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Dalam kenyataan hidup yang kita lihat setiap hari di masyarakat berbagai macam warna kehidupan, ada orang yang hidupnya beruntung ada pula yang nasibnya serba kekurangan. Itu semua telah menunjukkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu menurut kadar ukurannya.
Dalam al-Qur’an banyak ayat yang inti kandungannya mengacu untuk menyakini akan ketentuan dan ketetapan Allah swt. Dalam makalah ini semua contohnya ada golongan makiyah dan juga ada golongan madaniyah. Dan sebagai seorang mukmin harus menyakini bahwa segala apa yang terjadi di alam semesta ini telah direncakan oleh penciptanya.




PEMBAHASAN
A.    Iman kepada Qadar Allah
Iman kepada qadar adalah membenarkan dengan keyakinan yang kuat bahwa semua yang terjadi meliputi perkara yang baik maupun buruk serta segala sesuatu merupakan qadha dan qadarnya Allah.  Firman Allah dalam Qs. Al-Qamar: 49.
$¯RÎ) ¨@ä. >äóÓx« çm»oYø)n=yz 9ys)Î/ ÇÍÒÈ
 “Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”. (Qs.Al-Qamar:49)
Iman kepada Qadar mencakup empat perkara:
1.      Beriman bahwa Allah maha mengetahui segala sesuatu, baik secara global maupun terperinci, baik berkenaan dengan perbuatanya, seperti mencipta, mengatur, menghidupkan atau mematikan. Semua itu telah diketahui oleh Allah, seperti dalam firman-Nya.
ª!$# Ï%©!$# t,n=y{ yìö6y ;Nºuq»oÿxœ z`ÏBur ÇÚöF{$# £`ßgn=÷WÏB ãA¨t\tGtƒ âöDF{$# £`åks]÷t/ (#þqçHs>÷ètFÏ9 ¨br& ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏs% ¨br&ur ©!$# ôs% xÞ%tnr& Èe@ä3Î/ >äóÓx« $RHø>Ïã ÇÊËÈ
Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah mahakuasa atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu. (Qs. Ath-Thalaq: 12)
2.      Beriman bahwa Allah menuliskan dalam Lauh Mahfuuzh, takdir segala sesuatu dari para makhluq, kondisi, dan rezekinya. Sehingga tidak berubah dan tidak pula diganti, tidak bertambah dan tidak pula berkurang kecuali dengan perintahnya.
óOs9r& öNn=÷ès? žcr& ©!$# ãNn=÷ètƒ $tB Îû Ïä!$yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 3 ¨bÎ) šÏ9ºsŒ Îû A=»tFÏ. 4 ¨bÎ) y7Ï9ºsŒ n?tã «!$# ׎Å¡o ÇÐÉÈ
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan yang ada dibumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (lauh Mahfuuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”. (Qs Al-Hajj: 70).
Beriman bahwa semua yang ada tidak terjadi kecuali atas kehendak dan keinginan Allah, serta segala sesuatu terjadi karena keinginan Allah.
`yJÏ9 uä!$x© öNä3ZÏB br& tLìÉ)tGó¡o ÇËÑÈ $tBur tbrâä!$t±n@ HwÎ) br& uä!$t±o ª!$# >u šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÒÈ
“Bagi siapa diantara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus, dan kamu tidak dapat menghendaki(menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam, (Qs. At-Takwir: 28-29).
3.      Beriman bahwa Allah pencipta segala sesuatu, tiada pencipta yang lain kecuali Dia.
ª!$# ß,Î=»yz Èe@à2 &äóÓx« ( uqèdur 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ×@Ï.ur ÇÏËÈ
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu” (Qs. Az-Zumar:62).
B.     Pengertian Qadha dan Qadar
Menurut bahasa  Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan, pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Sedang menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar adalah perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya. Firman Allah:
Ï%©!$# ¼çms9 à7ù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur óOs9ur õÏ­Gtƒ #Ys9ur öNs9ur `ä3tƒ ¼ã&©! Ô7ƒÎŽŸ° Îû Å7ù=ßJø9$# t,n=yzur ¨@à2 &äóÓx« ¼çnu£s)sù #\ƒÏø)s? ÇËÈ
yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”. (QS .Al-Furqan ayat 2)
Sedangkan secara istilah pengetahuan Allah tentang segala sesuatu yang ingin dia wujudkan atau terjadi pada makhluqnya dan alam semesta. Qadar merupakan perwujudan atau realisasi dari qadha Allah, oleh karena itu baru dapat diketahui setelah sesuatu terjadi, sehingga sering kita jumpai seseorang mengatakan “ ini memang sudah taqdirku”. Maka Allah berfirman dalam Qs. Al-ahzab: 38
$¨B tb%x. n?tã ÄcÓÉ<¨Y9$# ô`ÏB 8ltym $yJŠÏù uÚtsù ª!$# ¼çms9 ( sp¨Zß «!$# Îû tûïÏ%©!$# (#öqn=yz `ÏB ã@ö6s% 4 tb%x.ur ãøBr& «!$# #Yys% #·rßø)¨B ÇÌÑÈ
Tiada suatu keberatan pun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan oleh Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah –nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” (Qs. Al-Ahzab : 38).

C.    Macam-Macam Qadar (takdir)
a.        Takdir Mubram
Takdir mubram adalah takdir Allah yang tidak bisa berubah, takdir ini semata-mata ketentuan Allah yang tidak disandarkan kepada ikthiar manusia. Contohnya seperti kematian hal ini termasuk ketentuan Allah yang mana tidak dapat dirubah melalui ikhtiar manusia. Seperti firman Allah dalam Qs. An-nisa:78
 $yJoY÷ƒr& (#qçRqä3s? ãNœ3.ÍôムÝVöqyJø9$# öqs9ur ÷LäêZä. Îû 8lrãç/ ;oy§t±B 3 bÎ)ur öNßgö6ÅÁè? ×puZ|¡ym (#qä9qà)tƒ ¾ÍnÉ»yd ô`ÏB ÏZÏã «!$# ( bÎ)ur öNßgö6ÅÁè? ×py¥ÍhŠy (#qä9qà)tƒ ¾ÍnÉ»yd ô`ÏB x8ÏZÏã 4 ö@è% @@ä. ô`ÏiB ÏZÏã «!$# ( ÉA$yJsù ÏäIwàs¯»yd ÏQöqs)ø9$# Ÿw tbrߊ%s3tƒ tbqßgs)øÿtƒ $ZVƒÏtn ÇÐÑÈ

“Dimana saja kamu berada,kematian akan mendapatkan kamu kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “ini adalah dari sisi Allah”. Dan jika mereka ditimpa suatu bencana mereka mengatakan: ini (datangnya)dari sisi kamu (Muhammad). Katakanlah: semua (datang) dari sisi Allah. Maka mengapa orang-orang itu (munafiq) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun. (An-nisa:78).
b.        Takdir mu’allaq
   Takdir Mu’allaq adalah takdir yang bisa berubah. Takdir ini merupakan ketentuan Allah yang disandarkan atas ikhtiar manusia. Manusia berikhtiar untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan, sehingga usahanya dilakukan dengan maksimal, baik secara lahir (usaha) atau secara batin (do’a). Contohnya seperti kekayaan dan kepandaian,kedua contoh tersebut bisa disandarkan atas usaha manusia (dengan cara berdo’a disertai usaha dan hasilnya di tawakal kan kepada Allah). Hal ini senada dengan firman Allah,
¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ̍øBr& «!$# 3 žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sŒÎ)ur yŠ#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß Ÿxsù ¨ŠttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrߊ `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada mereka sendiri. . . (Qs. Ar-ra’du:11)
D.    Hikmah Beriman terhadap Qadha dan Qadar
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:
1.      Banyak Bersyukur dan Bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Firman Allah :
$tBur Nä3Î/ `ÏiB 7pyJ÷èÏoR z`ÏJsù «!$# ( ¢OèO #sŒÎ) ãNä3¡¡tB ŽØ9$# Ïmøs9Î*sù tbrãt«øgrB ÇÎÌÈ
dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan. ” ( QS. An-Nahl ayat 53).
2.      Menjauhkan Diri dari Sifat Sombong dan Putus Asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Firman Allah SWT:
¢ÓÍ_t7»tƒ (#qç7ydøŒ$# (#qÝ¡¡¡ystFsù `ÏB y#ßqムÏmŠÅzr&ur Ÿwur (#qÝ¡t«÷ƒ($s? `ÏB Çy÷r§ «!$# ( ¼çm¯RÎ) Ÿw ߧt«÷ƒ($tƒ `ÏB Çy÷r§ «!$# žwÎ) ãPöqs)ø9$# tbrãÏÿ»s3ø9$# ÇÑÐÈ
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
3.      Bersifat Optimis dan Giat Bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Firman Allah:
Æ÷tGö/$#ur !$yJÏù š9t?#uä ª!$# u#¤$!$# notÅzFy$# ( Ÿwur š[Ys? y7t7ŠÅÁtR šÆÏB $u÷R9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJŸ2 z`|¡ômr& ª!$# šøs9Î) ( Ÿwur Æ÷ö7s? yŠ$|¡xÿø9$# Îû ÇÚöF{$# ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä tûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÐÐÈ

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)
4.      Jiwanya Tenang
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi. Allah SWT berfirman:
$pkçJ­ƒr'¯»tƒ ߧøÿ¨Z9$# èp¨ZÍ´yJôÜßJø9$# ÇËÐÈ ûÓÉëÅ_ö$# 4n<Î) Å7În/u ZpuŠÅÊ#u Zp¨ŠÅÊó£D ÇËÑÈ Í?ä{÷Š$$sù Îû Ï»t6Ïã ÇËÒÈ Í?ä{÷Š$#ur ÓÉL¨Zy_ ÇÌÉÈ

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku. ( QS. Al-Fajr ayat 27-30)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar