SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM INDONESIA
UNTUK SMA
Standar
Kompetensi
- Mengetahui sejarah
masuknya agama Islam di Indonesia
Kompetensi dasar
- Mengetahui sejarah walisongo
- Mengetahui pengaruh walisongo untuk
Indonesia
Indikator
Siswa mampu:
- Memahami
asal usul dari masuknya Islam di Indonesia
- Mengetahui bentuk-bentuk
kebudayaan Islam di Indonesia
A. SEJARAH BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA
Sejarah
masuknya kebudayaan Islam di Indonesia khususnya di tanah jawa di tandai dengan
adanya Wali Songo yang diyakini merupakan penyebar agama islam pada abad 14,
selain itu Islam masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang Islam dari Timur
Tengah pada zaman kerajaan. Wali songo ini diperkirakan tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa,
yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah,
dan Cirebon di Jawa Barat. Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi
dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan
Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara
luas serta dakwah secara langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak
disebut dibanding yang lain.
Para Walisongo juga merupakan intelektual yang menjadi pembaharu
masyarakat pada masanya. Pengaruh mereka terasakan dalam beragam bentuk
manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok-tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga kepemerintahan.
Adapaun tokoh-tokoh
dari Wali Songo, yakni sebagai berikut:
1. Sunan
Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Maulana
Malik Ibrahim adalah
keturunan ke-22 dari Nabi
Muhammad. Ia disebut juga
Sunan Gresik, atau Sunan Tandhes, atau Mursyid Akbar Thariqat Wali Songo. Nasab
As-Sayyid Maulana Malik bin As-Sayyid Barakat Zainal Alam bin As-Sayyid Husain
Jamaluddin bin As-Sayyid Ahmad Jalaluddin bin As-Sayyid Abdullah bin As-Sayyid
Abdul Malik Azmatkhan bin As-Sayyid Alwi Ammil Faqih bin As-Sayyid Muhammad
Shahib Mirbath bin As-Sayyid Ali Khali’ Qasam bin As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid
Muhammad bin As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid Ubaidillah bin Al-Imam Ahmad
Al-Muhajir bin Al-Imam Isa bin Al-Imam Muhammad bin Al-Imam Ali Al-Uraidhi bin
Al-Imam Ja’far Shadiq bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Al-Imam Ali Zainal
Abidin bin Al-Imam Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra/Ali bin Abi Thalib,
binti Nabi Muhammad Rasulullah. Ia diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah, pada paruh awal abad ke-14.
Maulana Malik
Ibrahim umumnya dianggap sebagai wali pertama yang mendakwahkan Islam di Jawa.
Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam dan banyak merangkul rakyat
kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa yang tersisihkan akhir kekuasaan
Majapahit. Malik Ibrahim berusaha menarik hati masyarakat, yang tengah dilanda
krisis ekonomi dan perang saudara. Ia membangun pondokan tempat belajar agama
di Leran, Gresik. Pada tahun 1419, Malik Ibrahim wafat. Makamnya terdapat di
desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur
2. Sunan
Ampel ( Raden Rahmat)
Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat, keturunan ke-22
dari Nabi Muhammad, menurut riwayat ia adalah putra Ibrahim Zainuddin
Al-Akbar dan seorang
putri Champa yang bernama Dewi Condro Wulan binti Raja Champa
Terakhir Dari Dinasti Ming. Nasab lengkapnya sebagai berikut: Sunan Ampel bin
Sayyid Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Sayyid Jamaluddin Al-Husain bin Sayyid
Ahmad Jalaluddin bin Sayyid Abdullah bin Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin
Sayyid Alwi Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin Sayyid Ali
Khali’ Qasam bin Sayyid Alwi bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Alwi bin Sayyid
Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid Isa bin Sayyid Muhammad bin
Sayyid Ali Al-Uraidhi bin Imam Ja’far Shadiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin
Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti
Nabi Muhammad Rasulullah.
Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh para
wali lainnya.
Ia menikah dengan Dewi Condrowati yang bergelar Nyai Ageng Manila, putri
adipati Tuban bernama Arya Teja dan menikah juga dengan Dewi Karimah binti Ki
Kembang Kuning. Pernikahan Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati alias Nyai Ageng
Manila binti Aryo Tejo, berputera: Sunan Bonang,Siti Syari’ah,Sunan Derajat,
Sunan Sedayu,Siti Muthmainnah dan Siti Hafsah. Pernikahan
Sunan Ampel dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning, berputera: Dewi
Murtasiyah,Asyiqah,Raden Husamuddin (Sunan Lamongan,Raden Zainal Abidin (Sunan
Demak),Pangeran Tumapel dan Raden Faqih (Sunan Ampel 2. Makam Sunan Ampel
teletak di dekatMasjid Ampel, Surabaya
3. Sunan
Bonang
Sunan Bonang adalah putra
Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23 dari
Nabi Muhammad. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila,
putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Bonang banyak berdakwah melalui
kesenian untuk menarik penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Ia dikatakan
sebagai penggubah suluk Wijil dan tembang Tombo Ati, yang masih sering
dinyanyikan orang. Pembaharuannya pada gamelan Jawa ialah dengan memasukkan rebab dan bonang, yang sering dihubungkan dengan namanya.Universitas Leiden menyimpan sebuah karya sastra bahasa Jawa bernama
Het Boek van Bonang atau Buku Bonang
4. Sunan
Drajat
Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan
ke-23 dari Nabi Muhammad. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila,
putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah kepada
masyarakat kebanyakan. Ia menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan
kemakmuran masyarakat, sebagai pengamalan dari agama Islam. Pesantren Sunan
Drajat dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan, bertempat di Desa
Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan. Tembang macapat Pangkur disebutkan sebagai ciptaannya.
Gamelan Singomengkok peninggalannya terdapat di Musium Daerah Sunan Drajat,
Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan wafat wafat pada 1522
5.
Sunan Kudus
Sunan Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad. Sunan Kudus bin Sunan Ngudung bin Fadhal Ali Murtadha
bin Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Jamaluddin Al-Husain bin Ahmad Jalaluddin
bin Abdillah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammil Faqih bin Muhammad Shahib
Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin
Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Shadiq bin
Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Sayyidah Fathimah
Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah. Sebagai seorang wali, Sunan Kudus
memiliki peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang, penasehat Sultan Demak,
Mursyid Thariqah dan hakim peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan
kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya,
ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, danArya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya
yang terkenal ialah Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran
Hindu dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550
6. Sunan
Giri
Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Sunan Giri adalah keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad, merupakan murid dari Sunan Ampel dan saudara
seperguruan dari Sunan Bonang. Ia mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik; yang selanjutnya berperan sebagai pusat dakwah Islam di
wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan sampai ke kepulauan Maluku. Salah satu
keturunannya yang terkenal ialah Sunan Giri Prapen, yang menyebarkan agama
Islam ke wilayah Lombok dan Bima
7. Sunan
Kalijaga
Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban yang bernama
Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin Mansur (Syekh
Subakir). Ia adalah murid Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dan
kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, antara lain kesenian wayang kulit dan
tembang suluk.
Tembang suluk Ilir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul umumnya
dianggap sebagai hasil karyanya. Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan
menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq,
menikahi juga Syarifah Zainab binti Syekh Siti Jenar dan Ratu Kano Kediri binti
Raja Kediri
8. Sunan
Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria atau
Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga.Ia adalah putra dari Sunan Kalijaga
dari isterinya yang bernama Dewi Sarah binti Maulana Ishaq. Sunan Muria menikah
dengan Dewi Sujinah, putri Sunan Ngudung. Jadi Sunan Muria adalah adik ipar
dari Sunan Kudus
9. Sunan
Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Sunan Gunung Jati atau
Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah Umdatuddin putra Ali Nurul
Alam putra Syekh Husain Jamaluddin Akbar. Dari pihak ibu, ia masih keturunan
keraton Pajajaran melalui
Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga Maharaja.
Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan
pemerintahannya, yang sesudahnya kemudian menjadi Kesultanan Cirebon.
Anaknya yang bernama Maulana Hasanuddin,
juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Banten,
sehingga kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya Kesultanan Banten
B.
Bentuk-bentuk
kebudayaan Islam di Indonesia
Cakupan atau bagian dari budaya itu sendiri adalah
spiritual (pengalaman agama yang pernah di alami atau pengalaman
rohani) atau budaya yang hanya sebatas gagasan, konsep dalam pemikiran,
intelektual (wawasan dari pengetahhuan-pengetahuan atau wawasan keilmuan),
sikap artistik (rasa keindahan) yang dihasilkan oleh masyarakat, termasuk
tradisi, kebiasaan, adat, moral, hukum dan hubungan sosial. Dari pemaparan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Islam adalah spiritual,
intelektual, sikap artistik, tradisi, kebiasaan, adat, moral, hukum, dan
hubungan sosial yang dihasilkan oleh Nabi Muhammad SAW, bentuk atau wujud
kebudayaan Islam itu dapat berupa sebagai berikut :
1. Bidang politik dan
pemerintahan
Pola kepemimpinan
dalam Islam baik ketika rasulullah masih hidup maupun ketika beliau sudah
meninggal terus berkembang. Corak kepemimpinan pada masa Khullafaaurrasyidin, pasti
berbeda dengan corak kepemimpinan pada masa Dinasti Bani Ummayyah, dan pada
masa Dinasti Abbasiyah, hal ini karena setiap masa akan selalu lahir
pemikir-pemikir baru. Di Indonesia sendiri umat islam sangat medominasi
sistem pemerintahan maupun politik di Indonesia, karena memang
pelaku-pelaku pemerintahan dan politik di Indonesia adalah sebagian besar umat
Islam.
2.
Bidang sosial dan ekonomi
Islam mengajarkan
umatnya untuk memiliki etos kerja yang tinggi. Ekonomi adalah modal dasar untuk
membangun umat agar tetap melanjutkan nilai-nilai perjuangan menegakkan syariat
Islam karena memang ciri dari suatu pembangunan adalah ekonomi, ada beberapa
landasan-landasan hukum ekonomi islam, yakni Al-qur’an, sunnah, hadist dan
lain-lain, karena memang umat Islam haruslah berprilaku sesuai apa yang
diajarkan oleh Al-qur’an, sesuai dengan aturan-aturan yang terkandung dalam
Al-qur’an dan juga sesuai dengan sunah rosul atau apa yang dilakukan oleh
rosullah dan juga sesuai hadist. Rasulullah adalah seorang pedagang yang jujur,
beliau telah mencontohkan kepada kita bagaimana cara mengembangkan wawasan
perekonomian pada waktu di Mekkah dan Madinah.
3.
Bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan
Rasulullah
mengajarkan bahwa menuntut ilmu hukumnya wajib bagi laki-laki dan perempuan,
dalam Islam pendidikan merupakan hal yang sangat penting, selain itu Rasullah
mengajarkan untuk selalu mengamalkan ilmu yang telah di miliki, karena memang
pahala yang didapatsangatlah besar, dan juga menguntungkan untuk orang-orang
diskitarnya. Masa keemasan pada Dinasti Abbasiyah telah menunjukkan betapa
Islam telah mampu memberikan sumbangan berharga untuk kemajuan pengetahuan
peradaban manusia. Selain itu ada beberapa contoh kebudayaan islam di
Indonesia, yakni seperti pesantren, dan bisa dibilang Indonesia sendiri identik
dengan pesantren, berarti ini menunjukkan bahwa pesantren atau kebudayaan islam
sangatla mempengaruhi di Indonesia. Perkembangan Pendidikan dan Ilmu
Pengetahuan umat Islam sendiri sangatlah mengagumkan, hal ini bisa dilihat dari
pemikir-pemikir besar dunia yang merupakan umat Islam, meskipun tidak semuanya,
tetapi setidaknya umat Islam telah menyumbangkan atau memberikan pengetahuan
kepada dunia pendidikan maupun kepada dunia pengetahuan.
4.
Bidang seni (seni suara, seni musik, seni tari, seni
rupa, dan seni arsitektur).
Kebudayaan manusia akan terus berkembang dari waktu ke
waktu baik itu dalam dalam bidang ekonomi, pengetahuan, sosial, maupun
politik. Jadi bukan hanya kepandaian dalam bidang seni membaca Al-Qur’an
saja yang dianggap merupakan seni dari agama Islam, tetapi kepandaian
membaca Al-qur’an juga masuk dalam kategori seni suara, seni musik
pun yang mengandung unsur-unsur kebudayaan islam juga berkembang
pesat seperti rebana, kasidah, nasid. Seni taripun juga mengalami
perkembangan dari masa-masa sebelumnya seperti tara ala sufi, tari
Saman.
Seni rupa seperti kaligrafi Al-Qur’an merupakan seni
dari kebudayaan Islam yang perkembangannya sangatlah dirasakan dalam budaya
Indonesia, dan juga merupakan kebudayaan Islam yang sangat berkembang di
Indonesia. Seni arsitektur atau seni bangunanjuga tidak kalah berkembang,
hampir kebanyakan corak atau seni bangunan di Indonesia sangat terpengauh oleh
budaya islam.
C.
Kontribusi kebudayaan Islam di Indonesia
Di
antara kontribusi kebudayaan islam yang ada di indonesia
adalah dari bentuk budaya atau tradisi yang masi mengakar pada
nilai-nilai masyarakat islam di indonesia dan menjadi kepercayaan mereka
mesing-masing. Kesenian-kesenian baik seni rupa, seni kriya dan lain-lain juga
merupakan kontribusi kebudayaan Islam.Artefak-artefak yang sekarang menjadi
aset benda kebudayaan negara yang sangat bernilai harganya juga termasuk
kontribusi dari kebudayaan Islam yang ada di Indonesia. Diantara
tradisi dan budaya tersebut antara lain:
1.
Budaya tumpeng.
Tumpeng
adalah cara penyajian nasi beserta lauk-pauknya dalam bentuk kerucut. Itulah
sebabnya disebut nasi tumpeng.Olahan nasi yang dipakai,
umumnya berupa nasi kuning, meskipun kerap juga digunakan nasi
putih biasa atau nasi uduk.Cara penyajian nasi ini khas Jawa atau masyarakat
Betawi keturunan Jawa, dan biasanya dibuat pada saat kenduri atau perayaan
suatu kejadian penting.Meskipun demikian, masyarakat Indonesia mengenal
kegiatan ini secara umum.Tumpeng biasa disajikan di atas tampah (wadah
tradisional) dan dialasi daun pisang.Acara yang melibatkan nasi tumpeng disebut
secara awam sebagai “tumpengan”.Di Yogyakarta misalnya, berkembangtradisi
“tumpengan” pada malam sebelum tanggal 17 Agustus, Hari Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, untuk mendoakan keselamatan negara. Ada tradisi tidak tertulis yang
menganjurkan bahwa pucuk dari kerucut tumpeng dihidangkan bagi orang yang
profesinya tertinggi dari orang-orang yang hadir.Ini dimaksudkan untuk
menunjukkan rasa hormat kepada orang tersebut
2.
Kebudayaan
Peusijeuk, upah-upah (manyonggot), tepung tawar dan selamatan.
Adat istiadat
ini biasa diadakan apabila seseorang memiliki hajatan atau hendak pergi jauh
untuk menghilangkan kesialan.Di daerah Aceh, acara ini disebut peusijeuk.Di
pesisir Melayu disebut tepung tawar, dan di Jawa dikenal dengan sebutan
selamatan.Di daerah Tapanuli Utara dan Asahan dikenal dengan sebutan upah-upah
atau manyonggot.tepung tawar biasa dilakukan dengan menghambur-hambur beras
kepada orang yang ditepung tawari. Adapun upah-upah, juga merupakan upacara
menolak kesialan.Biasanya dilakukan terhadap orang yang sakit agar spiritualnya
(roh) kembali ke jasadnya. Yaitu dengan memasak ayam kemudian diletakkan di
piring lalu dibawa mengitari orang yang akan diupah-upahi, kemudian disuapkan
kepada orang tersebut. Tujuannya ialah mengembalikan semangat pada orang sakit
itu.Acara-acara seperti tersebut di atas, tidak lepas dari unsur-unsur
kepercayaan animisme, dan konon asal-usulnya berasal dari ritual-ritual nenek
moyang
3.
Kebudayaan
Sungkeman.
Kebudayaan
ini berasal dari pulau Jawa yang umumnya dilakukan pada saat Hari Raya dan pada
upacara pernikahan, tetapi kadang kala dilakukan juga setiap kali bertemu.
Dilakukan dengan cara sujud kepada orang tua atau orang yang dianggap sepuh
(Jawa, tua atau dituakan). Adat ini mengandung unsur sujud dan rukuk kepada
selain Allah, yang tentunya dilarang dalam Islam, tapi sujud dan rukuk tersebut
bagi masyarakat jawa khususnya hanya sebagai tanda penghormatan kepada yang
dianggap lebih tua atau yang dianggap derajadnya lebih tinggi dari pada
dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar